Berdasarkan periode dan ciri-ciri yang ditampilkan, karya seni ornamen
memiliki beberapa corak yaitu:
a.Ornamen Primitif, yaitu karya seni ornamen yang diciptakan pada zaman
purba atau zaman primitif. Ciri-ciri umum dari seni ornamen primitif adalah
sederhana, tegas, kaku, cendrung bermotif geometris, goresan spontan, biasanya
mengandung makna simbolik tertentu. Sedangkan komposisi yang diterapkan
biasanya berderet, sepotong-sepotong, berulang, berselang-seling, dan sering
juga dijumpai penyusunan secara terpadu. Karya seni primitif memberi gambaran
kesederhanaan dan gambaran perilaku masyarakat pada zaman itu. Seni primitif
bersifat universal karena ciri-ciri umumnya adalah sama diseluruh dunia.
b.Ornamen klasik adalah hasil karya seni ornamen yang telah mencapai
puncak-puncak perkembangannya atau telah mencapai tataran estetis tertinggi,
sehingga sulit dikembangkan lebih lanjut. Ia telah mempunyai bentuk dan pakem
yang standard, struktur motif dan pola yang tetap, memiliki susunan, irama yang
telah baku dan sulit untuk dirobah dalam bentuk yang lain, dan yang terpenting
telah diterima eksistensinya tanpa mengalami perubahan lagi. Contohnya ornamen
Majapahit, Pajajaran, Jepara, Bali, Surakarta, Madura, mataram dan lain-lain.
Seni klasik bersifat kedaerahan karenanya masing-masing daerah memiliki ragam hias
klasik dengan corak dan ciri-ciri tersendiri.
c.Ornamen Tradisional yaitu ragam hias yang berkembang ditengah-tengah
masyarakat secara turun-temurun, dan tetap digemari dan dilestarikan sebagai
sesuatu yang dapat memberi manfaat (keindahan) bagi kehidupan, dari masa ke
masa. Ornamen tradisonal mungkin berasal dari seni klasik atau seni primitif,
namun setelah mendapat pengolahan-pengolahan tertentu, dilestarikan
kemanfaatannya demi memenuhi kebutuhan, khususnya dalam hal kebutuhan estetis.
Oleh sebab itu corak seni ornamen tradisional merupakan pembauran dari seni
klasik dan primitif. Hasil atau wujud dari pembauran tersebut tergantung dari
sumber mana yang lebih kuat yang akan memberi kesan/corak yang lebih dominan.
Misalnya motif tradisonal Majapahit, Bali, Jogyakarta, Pekalongan beberapa
daerah lainnya lebih dominan bersumber pada corak motif klasik, sedangkan motif
tradisional Irian jaya, toraja, motif suku dayak dan motif Kalimantan corak
primitifnya lebih menonjol. Ornamen tradisonal bersifat kolektif.
d.Ornamen modern atau Kontemporer yaitu karya seni ornamen yang merupakan
hasil kreasi atau ciptaan seniman yang baru dan lepas dari kaidah-kaidah
tradisi, klasik atau primitif. Ornamen ini bersifat individu. Poses dan
terciptanya seni ornamen modern terkadang bertolak atau mengambil inspirasi
dari seni primitif atau tradisional atau merupakan hasil inovasi/kreativitas
seniman secara pribadi, sehingga karya yang tercipta merupakan cerminan pribadi
senimannya.
Adanya berbagai corak dalam seni ornamen bukan berarti antara corak yang
satu dengan yang lainnya mempunyai nilai estetis atau nilai kegunaan lebih
tinggi atau lebih rendah, karena masing-masing corak memiliki keunggulan
karakter, ciri, dan nilai estetika tersendiri, perbedaan corak tersebut hanya berdasarkan
pada periode perkembangan, tampilan fisik, dan sifat penciptaannya. Sedangkan
menyangkut kegunaan dan nilai estetis pada dasarnya adalah sama. Adanya
anggapan bahwa suatu corak lebih baik dari corak lainnya semata-mata karena
selera individu.
No comments:
Post a Comment