Motif dalam konteks ini dapat diartikan sebagai elemen pokok dalam seni
ornamen. Ia merupakan bentuk dasar dalam penciptaan/perwujudan suatu karya
ornamen. Motif dalam ornamen meliputi:
a.Motif Geometris.
Motif tertua dari ornamen adalah bentuk geometris, motif ini lebih banyak
memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan
lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander, swastika, dan bentuk
pilin, patra mesir “L/T” dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat
dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam
perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai
teknik, (digambar, dipahat, dicetak)
b.Motif tumbuh-tumbuhan.
Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni ornamen dilakukan dengan
berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan
senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi
juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam, sosial, dan kepercayaan pada
waktu tertentu) tempat motif tersebut
diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang
dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang
digubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya.
c.Motif binatang.
Penggambaran binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil
gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan
tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam
visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu (
tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang
dijadikan obyek gubahan antara lain, burung, singa, ular, kera, gajah dll.
d.Motif manusia.
Manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai
beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh
seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan.
e.Motif gunung, air, awan, batu-batuan dan lain-lain.
Motif benda-benda alami seperti batu, air, awan dll, dalm penciptaannya
biasanya digubah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu motif dengan karakter
tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan pertimbangan unsur
dan asas estetika. misalnya motif bebatuan biasanya ditempatkan pada bagian
bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan motif tersebut.
f.Motif Kreasi/ khayalan
yaitu bentuk-bentuk ciptaan yang tidak terdapat pada alam nyata seperti
motif makhluk ajaib, raksasa, dewa dan lain-lain.
Bentuk ragam hias khayali adalah merupakan hasil daya dan imajinasi manusia
atas persepsinya, motif mengambil sumber ide diluar dunia nyata. Contoh motif
ini adalah : motif kala, motif ikan duyung, raksasa, dan motif makhluk-makhluk
gaib lainnya.
Sedangkan yang dimaksud pola adalah suatu hasil susunan atau
pengorganisasian dari motif tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu pula.
Contohnya pola hias batik, pola hias majapahit, jepara, bali, mataram dan
lain-lain.singkatnya pola adalah penyebaran atau penyusunan dari motif-motif.
Pola biasanya terdiri dari :
a.Motif pokok.
b.Motif pendukung/piguran.
c.Isian /pelengkap.
Penyusunan pola dilakukan dengan jalan menebarkan motif secara
berulang-ulang, jalin-menjalin, selang-seling, berderet, atau variasi satu
motif dengan motif lainnya. Hal-hal yang terkait dengan pembuatan pola adalah :
a.Simetris yaitu pola yang dibuat, antara bagian kanan dan kiri atau atas
dan bawah adalah sama.
b.Asimetris yaitu pola yang dibuat antara bagian-bagiannya (kanan-kiri,
atas-bawah) tidak sama.
c.Pengulangan yaitu pola yang dibuat dengan pengulangan motif-motif.
No comments:
Post a Comment