Wednesday, June 15, 2011

KRITIK SENI Semester VI


SOAL UJIAN KRITIK SENI
Semester VI
Pendidikan seni rupa
  1. Mengapa pemanfaatan batik Surakarta sebagai benda cindera mata wisata daerah di anggap kurang mksimal? Tunjukan yang anda temukan contoh batik untuk benda sindera mata.
  2. Mengapa kepekaan perajin batik terhadap budaya nusantara masih rendah?
  3. Bagaimana bentuk / jenis batiok Surakarta yang meliputi :
a.       Batik tradisional
b.      Batik non tradisional
  1. Identifikasikan dan jelaskan gaya batik Surakarta yang meliputi:
a.       Pola hias
b.      Warna
c.       Corak/motif
d.      Teknik
  1. a. sebutkan bebarapa industri atau perusahaan batik dan  lokasinya di Surakarta ( baik perusahaan batik yang sudah besar, menengah, maupun masih Home industry )
b. bagaimana spesifikasi macam-macam batik yang dihasilkan dari perusahaan tersebut.
6.   Disamping batik diproses dipermukaan kain batik juga diproses pada permukaan kayu. Salah satu contoh adalah pada kerajinan kayu topeng dan patung loro blonyo. Bagaimana yang anda ketahui tentang visualisasi patung loro blonyo dikaji dari :
a.       bentuk
b.      gaya
c.       fungsi
d.      bahan dan alat serta proses pembuatan
e.       teknik finishing (batik dan cat)

JAWABAN SOAL UJIAN KRITIK SENI
Semester VI
Pendidikan seni rupa
Dari ke-6 soal di atas saya lebih fokus kepada permasalahan soal no 6 yang sekiranya saya lebih mengetahuinya,adapun soal tersebut yaitu :
  6.   Disamping batik diproses dipermukaan kain batik juga diproses pada permukaan kayu.          Salah   satu contoh adalah pada kerajinan kayu topeng dan patung loro blonyo.             Bagaimana yang anda ketahui tentang visualisasi patung loro blonyo dikaji dari :
a.       bentuk
b.      gaya
c.       fungsi
d.      bahan dan alat serta proses pembuatan
e.       teknik finishing (batik dan cat)

Jawaban :
A.    Proses pembuatan batik tulis pada kain
ü  Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan. Proses pembuatan batik tulis yaitu semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

ü  Proses pembuatan batik tulis meliputi beberapa tahapan seperti
·         mola (membuat pola),
·         ngiseni (mengisi bagian yang sudah dibuat polanya),
·         nerusi (membatik pada sisi sebaliknya),
·         nemboki (menutup bagian kain yang tidak akan diwarnai),
·         mbiriki (proses penghalusan tembokan),
·         pewarnaan,
·         nglorot (merebus kain  agar malamnya larut / lepas)
·         mbabari.

B.      Disamping batik diproses dipermukaan kain batik juga diproses pada permukaan kayu. Salah      satu contoh adalah pada kerajinan kayu topeng dan patung loro blonyo.
ü Dahulu patung Loroblonyo sangat lekat dengan kehidupan masyarakat jawa pada umumnya. Patung Loroblonyo berkaitan mitos Dewi Sri dan Sadono dalam hubungannya dengan ritual kesuburan bagi masyarakat Jawa, keterkaitan mitos Dewi Sri-Sadono dengan expresi visualisasi patung loro blonyo dalam sistem kepercayaan masyarakat Jawa dan untuk mengetahui makna filosofis patung loro blonyo dalam masyarakat Jawa.
ü Dusun Bubong, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, adalah suatu kawasan desa yang melestarikan budaya topeng dan patung loroblonyo mulai dari produksi, pemasaran dan ritual tradisinya.  Disana ada budaya penghormatan bagi Dewi Sri atau sering disebut Mbok Sri sebagai Dewi Kesuburan. Tradisi tersebut bernama ”Rasulan ” sebagai simbol ungkapan rasa syukur setelah penanaman padi masyarakat membuat nasi tumpeng dan dan di kelilingi macam-macam palawija sebagai simbol ”Boyong Mbok Sri” atau disebut meindah Dewi Sri.
C.    Visualisasi Patung Loro Blonyo
1.     Bentuk



Patung Loroblonyo berkaitan mitos Dewi Sri dan Sadono dalam hubungannya dengan ritual kesuburan bagi masyarakat Jawa, keterkaitan mitos Dewi Sri-Sadono dengan expresi visualisasi patung loro blonyo dalam bentuk visualisasi seperti sepasang pengantin yang memakai baju adat daerah jawa,seperti pakaian adat surakarta dan yogyakarta
2.     Gaya
Adapun desain atau gaya visualisasi dari patung Loro blonyo dibuat berdasarkan cerita, dan karakter pewayangan jawa dan menggambarkan visualisasi sepasang pengantin berbusana adat Jawa Lalu kemudian lama kelamaan terdapat modifikasi menjadi gaya modern dan bersifat dekoratif, namun  tetap mengandung secara keseluruhan unsur-unsur gaya klasik. Yaitu secara bentuk masih tetap mempertahankan ke klasikkannya namun pada ornamennya sudah dikembangkan menjadi beraneka desain dan motif. Dalam penjelasa ini dapat dibedakan menjadi 2 contoh visualisasi gaya loro blonyo keraton dan rakyat biasa 
     Fungsi


Pada awalnya Patung Loro Blonyo digunakan sebagai simbol  penghormatan bagi Dewi Sri atau sering disebut Mbok Sri sebagai Dewi Kesuburan yaitu pada saat diadakan kegiatan Tradisi yang disebut atau sering dikenal dengan nama ” Rasulan ” yaitu sebagai simbol ungkapan rasa syukur setelah penanaman padi masyarakat membuat nasi tumpeng dan dan di kelilingi macam-macam palawija sebagai simbol ”Boyong Mbok Sri” atau disebut meindah Dewi Sri.


Patung Loroblonyo berkaitan mitos Dewi Sri dan Sadono dalam hubungannya dengan ritual kesuburan bagi masyarakat Jawa, yang juga melambangkan Loro blonyo ini mempunyai makna kerukunan, kesetiaan dan kelanggengan. Namun seiring dengan perkembangan Zaman dan juga permintaan pasar, maka patung Loro Blonyo tersebut beralih fungsi sebagai Sebagai sumber pendapatan dan meningkatkan sumber daya manusia daerah setempat yaitu dengan pembuatan atau produksi untuk pemenuhan permintaan pasar sebagai hiasan yang bersifat dekoratif.

a.       Bahan dan alat serta proses pembuatan
ü  Bahan yang digunakan adalah kayu jati, sengon laut, dan kayu pule.
Banyak masyarakat sekitar khususnya kebanyakan orang  Jawa percaya bahwa patung loro blonyo yang terbuat dari kayu pole ini mempunyai kekuatan magis. Bagi sebagian masyarakat Jawa Tengah patung loro blonyo ini biasanya dipajang di bagian depan ruang tamu atau pendapa, agar kehidupan rumah tangga mereka rukun dan langgeng.
ü  Alat yang digunakan adalah tatah raut, tatah ukir, petel, gergaji, mesin bubut, pisau dan alat-alat pemotong kayu lainnya.
ü  Proses Pembuatan Proses pembuatannya adalah kayu gelondongan yang di belah menjadi beberapa bagian dengan ukuran menyesuaikan keinginan, kemudian di gergaji dan di potong menjadi bentuk global patung. Kemudian kayu di ukir atau dibentuk menjadi bagian- bagian dari patung itu sendiri, setelah terbentuk lalu kemudian di amplas.a.     Teknik Finishing
Untuk teknik Finishing ada 2 cara yaitu di batik dan di cat
1)      Di Batik
Adapun proses finishing dengan cara di batik tidak beda jauh dari proses membatik kain yaitu sebagi berikut:
o        Membuat sket pola/motif desain diatas patung
o        Pemberian lilin malam di atas desain/motif, teknik ini dinamakan     penchantingan.
o        Kemudian proses pewarnaan mengguanakan naptol dengan teknik tolet, yaitu mengoleskan zat warna di atas topeng dengan kuas.
o        Pencanthingan  dan pentoletan dilakukan berulang-ulang sesuai       dengan warna yang diinginkan.
o        Terakhir proses penglorotan, yaitu melepaskan lilin malam dari         topeng dengan cara merebus topeng ke dalam air mendidih hingga   lilin malam terlepas, kemudian ditiriskan dan dicuci dengan air dingin.
o        Kemudian di beri lapisan melamin agar warna tidak mudah luntur.


2)      Pewarna cat
Adapun untuk proses finishing  pewarna cat menggunakan cat akrilik, dengan urutan proses finishing sebagai berikut :
·         Membuat sket pola/motif desain diatas patung
·         Penggunaan warna dasar (ngeblok) untuk menutupi pori-pori kayu yang akan di cat.
·         Pewarnaan menggunakan cat aklirik pada desain / motif .
·         Pewarnaan dengan cat aklirik dilakukan dengan beberapa tahap pewarnaan sesuai dengan banyaknya warna yang digunakan.
·         Proses akhir dengan melapisi melamin clear agar warna cat tidak mudah rusak.

No comments:

Post a Comment

mylogo product

check my folio ( ">https://99designs.com/users/731428 ) for Logo Design?

About this blog

> nb ; jangan cuma bisa membuat karya visual yang bagus, analisa sangat penting di dalamnya. teori juga bagus untuk pertanggungjaawaban karya.
assalamualaikum wrb, hom suastiastu, salam damai sejahtera, salam piss, salam metal, salam semua etnis di dunia, semua aliran, semua ras, salam tradisi, salam budaya. salam dunia selalu.
facebooku
all about design & original