II.
Metode
A.
Pendekatan
Penulisan artikel ini menggunakan
pendekatan kualitatif karena artikel ini mendeskripsikan keutuhan kasus dengan memahami makna dan gejala dengan kata
lain penelitian kualitatif ini sebagai strategi dan teknik penelitian yang
digunakan untuk memehami masalah atau gejala dengan mengumpulkan sebanyak
mungkin fakta detail dan mendalam. Dan penelitian ini bersifat field work
atau ethnography (Agar, 1980: 2), karena
itu menggunakan pendekatan kualitatif yang mengarah pada deskriptif analistis.
B.
Tempat
Dalam penulisan artikel ini penulis
melakukan penelitian di Desa Banaran Timur RT 04 RW 07, Ngringo, Jaten,
Karanganyar dengan nara sumber bapak KRT.Subandi Suponingrat yang mencari data
untuk memperdalam pengetahuan tentang keris. Dan fokus yang dikaji dalam
penelitian ini adalah proses pembuatan keris dan makna keberadaan keris pada
saat ini. Waktu penelitian selama 1 bulan dengan tahapan 2 minggu pertama dilakukan proses pengumpulan data dan
analisis, sedangkan 2 minggu terakhir digunakan untuk melengkapi data yang
masih kurang.
C.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan
oleh penulis dalam pembuatan artikel ini adalah dengan teknik wawancara dengan
mewawancarai secara langsung nara sumbernya secara mendalam dan dilakukan
dengan bebas, menempatkan situasi, tempat yang terbuka, informal dan tidak
terstruktur akan tetapi terarah pada pokok permasalahan yang diteliti. Untuk
memperoleh data yang mendalam tentang informannya, dilakukan pula pengumpulan
data riwayat hidup informan. Karena akan memudahkan pengertian yang mendalam,
tentang hal-hal yang tidak mudah dilakukan dengan pengamatan (Pelto &
Pelto,1987:108-109 dalam Paedagogia
jurnal penelitian pendidikan FKIP UNS 24 Agustus 1998).
D.
Analisis
Kekuatan dan Kelemahan :
Komp.
|
Sub Komponen
|
Kmp.
|
Sub Komponen
|
S
|
- Keris merupakan salah satu kebudayaan
kita yang harus dilestarikan karena salah satu identitas negara kita.
- Keris memiliki banyak manfaat yang
konon berfungsi sebagai senjata tikam dan kemudian digunakan para prajurit
keraton sebagai senjata sekaligus sebagai lambang status dalam tata busana.
Bahkan keris juga dipakai sebagai pelengkap upacara dilingkungan istana
- Proses pembuatan yang sangat teliti,
penuh pertimbangan dan indah
- Beberapa unsur dalam pembuatan keris dihasilkan dengan baik oleh
tangan-tangan terampil dan digabungkan menjadi karya yang indah, bermutu
tinggi yang penuh dengan nilai-nilai simbolnya
|
W
|
- Makna dan keberadaan keris saat ini
tidaklah sekeramat dahulu kala. Keris yang konon sebagai lambang status
kebangsawanan, kini dihadapkan oleh budaya alternatif (budaya massa) sebagai
salah satu alternatif pelesatarian. Keris yang konon sebagai benda bertuah
dan dikeramatkan, dirumat dan diyakini sebagai pusaka. Kini keris merupakan
benda alternatif seolah barang dagangan siap jual dan menunggu pembelinya.
- Fungsi keris dan segi ritualnya
berkurang
- Proses pembuatan yang rumit memakan
waktu yang cukup lama
- Sekarang ini jarang tangan – tangan
termpil yang mau membuat keris
|
Kesempatan dan Ancaman :
Komp.
|
Sub Komponen
|
Komp.
|
Sub Komponen
|
O
|
Banyak peminat dari luar negeri yang ingin mengetahui proses
pembuatan keris dari keadaan tersebut dapat dijadikan alat untuk
mempromosikan salah satu kebudayaan dari Indonesia yaitu keris agar
pengklaiman dapat dicegah
|
T
|
Di aku bahwa keris adalah kebudayaan
dari bangsa mereka (luar negeri) dan unsur – unsur yang terdapat dalam keris
pudar karena dimakan oleh waktu
|
No comments:
Post a Comment