PENGARUH GAYA HIDUP
MASYARAKAT JAWA PADA DESAIN INTERIOR RUMAH TINGGAL BERBENTUK JOGLO DI JAKARTA
Jakarta sebagai kota metropolitan sekaligus ibukota negara Indonesia, adalah tempat berkumpulnya orang dari berbagai etnik. Kondisi global dengan segala kesempatan yang ditawarkan oleh Jakarta mengakibatkan orang tertarik untuk datang dan saling bersaing untuk meraihnya. Hal inilah yang menjadi aspek utama pembentuk karakter plural masyarakat Jakarta. Di tengah dinamika kehidupan masyarakat Jakarta tersebut terlihat fenomena masyarakat ketika beberapa orang Jawa yang tinggal di Jakarta menggunakan Joglo sebagai rumah mereka.
Bagi sebagian orang Jawa yang tinggal di Jakarta, penggunaan joglo dan perabot serta elemen pengisi ruang lainnya yang berasal dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur, merupakan suatu pola konsumsi yang ditujukan untuk menunjukkan identitas etnik mereka. Yang kemudian perlu diperhatikan adalah bagaimana orang Jawa tersebut memberikan makna dan relasi baru terhadap joglo tersebut. Pada mulanya joglo memiliki nilai filosofis yang tinggi sebagai rumah Jawa. Namun sebagaimana terjadi perubahan dan perkembangan yang dialami oleh orang Jawa, maka terjadi pula perubahan dan perkembangan terhadap joglo. Penelitian ini menekankan keberadaan joglo dalam konteks mikronya sebagai rumah dan konteks makronya dalam kehidupan metropolitan Jakarta.
Pada perubahan dan perkembangan tersebut dapat ditemui dualitas nilai yang bukan selalu berarti bertentangan, justru sikap kritis masyarakat modern ini mengakibatkan munculnya makna-makna dan relasi-relasi baru terkait dengan keberadaan benda-benda yang mulanya bernilai kosmologis ini.
Penelitian ini mencari hal-hal yang merepresentasikan dualitas nilai-nilai tradisional (kosmologi Jawa) dan kekinian tersebut, serta bagaimana masyarakat sekarang memaknai kosmologi. Terkait dengan hal tersebut maka penelitian ini juga mempermasalahkan penyesuaian yang dilakukan terhadap perbedaan nilai tersebut. Gaya hidup merupakan suatu pilihan yang terbuka, sehingga penggunaan Joglo sebagai bagian dari gaya hidup etnik Jawa tersebut memiliki beberapa pertimbangan. Pada penelitian ini akan dibahas apa saja yang menjadi latar belakang penggunaan Joglo tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menuntut suatu latar ilmiah sebagai satu keutuhan, dengan menggunakan pendekatan sosial-budaya terhadap kehidupan masyarakat metropolitan Jakarta. Studi kasus pada penelitian ini terdiri dari Joglo milik Nurhadie Irawan, Joglo milik Kusmartono dan Joglo milik Sudarno. Joglo tersebut merupakan bagian dari gaya hidup etnik pemiliknya.
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan kesimpulan tentang pola dualitas nilai yang ditemukan pada studi kasus. Dualitas nilai tersebut juga mempertimbangkan makna filosofis Joglo sebagai rumah Jawa yang telah mengalami pergeseran nilai. Selanjutnya penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan tentang penyesuaian yang terjadi pada nilai kosmologi Jawa terhadap nilai-nilai kekinian. Terakhir, penelitian ini mengungkapkan pertimbangan yang menjadi latar belakang gaya hidup masyarakat Jawa yang tinggal di metropolitan Jakarta.
Jakarta sebagai kota metropolitan sekaligus ibukota negara Indonesia, adalah tempat berkumpulnya orang dari berbagai etnik. Kondisi global dengan segala kesempatan yang ditawarkan oleh Jakarta mengakibatkan orang tertarik untuk datang dan saling bersaing untuk meraihnya. Hal inilah yang menjadi aspek utama pembentuk karakter plural masyarakat Jakarta. Di tengah dinamika kehidupan masyarakat Jakarta tersebut terlihat fenomena masyarakat ketika beberapa orang Jawa yang tinggal di Jakarta menggunakan Joglo sebagai rumah mereka.
Bagi sebagian orang Jawa yang tinggal di Jakarta, penggunaan joglo dan perabot serta elemen pengisi ruang lainnya yang berasal dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur, merupakan suatu pola konsumsi yang ditujukan untuk menunjukkan identitas etnik mereka. Yang kemudian perlu diperhatikan adalah bagaimana orang Jawa tersebut memberikan makna dan relasi baru terhadap joglo tersebut. Pada mulanya joglo memiliki nilai filosofis yang tinggi sebagai rumah Jawa. Namun sebagaimana terjadi perubahan dan perkembangan yang dialami oleh orang Jawa, maka terjadi pula perubahan dan perkembangan terhadap joglo. Penelitian ini menekankan keberadaan joglo dalam konteks mikronya sebagai rumah dan konteks makronya dalam kehidupan metropolitan Jakarta.
Pada perubahan dan perkembangan tersebut dapat ditemui dualitas nilai yang bukan selalu berarti bertentangan, justru sikap kritis masyarakat modern ini mengakibatkan munculnya makna-makna dan relasi-relasi baru terkait dengan keberadaan benda-benda yang mulanya bernilai kosmologis ini.
Penelitian ini mencari hal-hal yang merepresentasikan dualitas nilai-nilai tradisional (kosmologi Jawa) dan kekinian tersebut, serta bagaimana masyarakat sekarang memaknai kosmologi. Terkait dengan hal tersebut maka penelitian ini juga mempermasalahkan penyesuaian yang dilakukan terhadap perbedaan nilai tersebut. Gaya hidup merupakan suatu pilihan yang terbuka, sehingga penggunaan Joglo sebagai bagian dari gaya hidup etnik Jawa tersebut memiliki beberapa pertimbangan. Pada penelitian ini akan dibahas apa saja yang menjadi latar belakang penggunaan Joglo tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menuntut suatu latar ilmiah sebagai satu keutuhan, dengan menggunakan pendekatan sosial-budaya terhadap kehidupan masyarakat metropolitan Jakarta. Studi kasus pada penelitian ini terdiri dari Joglo milik Nurhadie Irawan, Joglo milik Kusmartono dan Joglo milik Sudarno. Joglo tersebut merupakan bagian dari gaya hidup etnik pemiliknya.
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan kesimpulan tentang pola dualitas nilai yang ditemukan pada studi kasus. Dualitas nilai tersebut juga mempertimbangkan makna filosofis Joglo sebagai rumah Jawa yang telah mengalami pergeseran nilai. Selanjutnya penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan tentang penyesuaian yang terjadi pada nilai kosmologi Jawa terhadap nilai-nilai kekinian. Terakhir, penelitian ini mengungkapkan pertimbangan yang menjadi latar belakang gaya hidup masyarakat Jawa yang tinggal di metropolitan Jakarta.
No comments:
Post a Comment